BAB IPENDAHULUAN
1.1 Pengantar
Kemampuan dan
proses belajar berkaitan erat dengan pertumbuhan dan perkembangan, baik
personal, sosial, emosional, dan lebih lebih kognitif. Menurut teori
perkembangan intelektual manusia berkembang tingkat pemikirannya menjadi lebih
kompleks. Setiap tahap berciri dimilikinya konsep atau struktur intelektual
tertentu yang disebut skema. Suatu skema mengorganisasi dunia dalam beberapa
cara. Skema itu sendiri digambarkan menyerupai program atau strategi yang
digunakan individu ketika berinteraksi dengan lingkungan.
Sepanjang
hidup, siswa mendapatkan pengalaman. Pengalaman ini diasimilasi ke dalam pola
perilaku. Namun demikian, pola yang ada tak memadai menjelaskan pengalaman
baru. Karena itu, skema baru dikembangkan dengan mengakomodasi pengalaman baru.
Proses ini disebut asimilasi, yang menunjuk pada pemaduan pengalaman baru, dan
akomodasi yang menujuk pada perubahan struktur intelektual (schema) agar cocok
dengan pengalaman baru yang terjadi. Skema yang perkembangannya dibentuk oleh
kematangan psikologis, berfungsi memediasi anak dan lingkungannya. Kemampuan
intelektual anak tumbuh melalui perkembangan skema yang lebih kompleks untuk
mengasimilasi lingkungan dengan akomodasi sebagai mekanisme utamanya.
Dalam setiap
tahap perkembangan ada ciri-ciri khusus yang ada pada setiap tahap
perkembangan, begitu juga pada saat masa kanak-kanak awal ditandai dengan
ciri-ciri tertentu, menurut Hurlock (1980:108) ciri itu tercermin dalam sebutan
yang biasa diberikan oleh para orang tua, pendidik, dan ahli psikologi.
Salah satu
sebutan yang banyak digunakan adalah usia kelompok, masa di mana anak-anak
mempelajari dasar-dasar prilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial
yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka
masuk kelas satu. Karena perkembangan utama yang terjadi selama awal masa
kanak-kanak berkisar diseputar penguasaan dan pengendalian lingkungan, banyak
ahli psikologi yang melabelkan awal masa kanak-kanak sebagai usia menjelajah,
sebuah label yang menunjukkan anak ingin mngetahui keadaan lingkungannya,
bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya dan bagaimana ia dapat menjadi
bagian dari lingkungannya, ini termasuk manusia dan benda mati. Salah satu cara
yang umum dalam menjelajah lingkungan adalah dengan bertanya, jadi periode ini
adalah meniru pembicaraan dan perilaku orang lain, oleh karena itu periode ini
juga disebut usia meniru. Namun kecenderungan ini nampak kuat tetapi anak lebih
menunjukkan kreativitas dalam bermain selama masa kanak-kanak dibandingkan
masa-masa lain dalam kehidupannya, dengan alasan ini para ahli psikologi juga
menamakan periode ini sebagai usia kreatif.
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan
agar mahasiswa mampu memahami tahap-tahap perkembangan siswa, yakni :
1. Masa Perkembangan Siswa
2. Masa Perkembangan Remaja
3. Masa Perkembangan Dewasa
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa itu perkembangan?
2. Bagaimana ciri-ciri perkembangan pada masa
anak-anak?
3. Bagaimana ciri-ciri perkembangan pada masa
remaja?
4. Bagaimana ciri-ciri perkembangan pada masa
dewasa?
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Perkembangan
2.1.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan.
Anak memiliki
suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai
berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan
dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang
sesuai dengan usianya.
Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan
adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda
dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan
saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut
berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh..
2.1.2 Ciri-Ciri Dan Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh
kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai berikut:
1). Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan
terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan
menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2). Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal
menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak
tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan
sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia
bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan
bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu
perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan
selanjutnya.
3). Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda. Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan
fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4). Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat
pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan
mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur,
bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
5). Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan
fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a.
Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah
kepala, kemudian menuju ke arah
audal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
b.
Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah
proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
6). Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap
perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan.
Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu
mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri
sebelum berjalan dan sebagainya.
Proses tumbuh
kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Perkembangan merupakan hasil proses kematangan
dan belajar.
Kematangan
merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan
potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal
dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan
sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
b.
Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan
pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak
dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan
spesifik, dan terjadi berkesinambungan.
2.2 Tahap Perkembangan Siswa
Setiap
individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan kehidupannya melalui beberapa
periode atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai
serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap
individu. Sebab, kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase
tertentu akan memperlancar pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada fase
berikutnya.
Tahap tahap
perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang. Untuk tujuan
pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya menggambarkan perkembangan dalam
pengertian periode atau fase perkembangan. Klasifikasi periode perkembangan
yang paling luas digunakan meliputi urutan sebagai berikut: Periode pra
kelahiran, masa bayi, masa awal anak anak, masa pertengahan dan akhir anak
anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa pertengahan dewasa dan masa akhir
dewasa.Perkiraan rata rata rentang usia menurut periode berikut ini memberi
suatu gagasan umum kapan suatu periode mulai dan berakhir. Berikut adalah
penjelasan lebih lanjut mengenai pada setiap periode tahap tahap perkembangan
manusia:
1. Periode prakelahiran (prenatal period)
Ialah saat dari pembuahan hingga
kelahiran. Periode ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel
tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan
perilaku, yang dihasilkan kira kira dalam periode 9 bulan.
2. Masa bayi (infacy)
Ialah periode
perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi
adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan
psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran
simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial.
3. Masa awal anak anak (early chidhood)
Yaitu periode
pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun,
periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak
anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri,
mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah,
mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan
teman teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara
umum mengakhiri masa awal anak anak.
4. Masa pertengahan dan akhir anak anak
(middle and late childhood)
Ialah periode
perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga sebelas tahun, yang
kira kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut
dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan keterampilan fundamental seperti
membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan
dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih
sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.
5. Masa remaja (adolescence)
Ialah suatu
periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang
dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun
hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan
perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan
pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian
kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak,
dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
6. Masa awal dewasa (early adulthood)
Ialah
periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia
duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa
pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi
banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara
akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
7. Masa pertengahan dewasa (middle
adulthood)
Ialah periode
perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang
hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan
dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya
menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan
kepuasan dalam berkarir.
8. Masa akhir dewasa (late adulthood)
Ialah periode
perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan
berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya
kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian
diri dengan peran peran sosial baru.
2.3 Masa Perkembangan Anak
2.3.1 Perkembangan Kognitif Anak
Menurut Piaget perkembangan ini
dibagi dalam 4 tahap:
1. Sensori Motor (usia 0-2 tahun)
Dalam tahap
ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak. Keinginan
terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh
keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya.
Dalam usia ini
mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'.
Menyampaikan cerita/berita Injil pada anak usia ini tidak dapat hanya sekedar
dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu
yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).
2. Pra-operasional (usia 2-7 tahun)
Pada usia ini anak menjadi
'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat dari
sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk
meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka
sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang
sistematis - rumit. Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.
3. Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun)
Saat ini anak mulai meninggalkan
'egosentris'-nya dan dapat bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok
(bekerja sama). Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang
sistematis.
4. Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas)
Pengajaran pada anak pra-remaja
ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat
berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan
alat peraga. Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan
waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki
usia pubertas.
2.3.2 Perkembangan Psycho-Sosial
Menurut Erick Erickson perkembangan
Psycho-sosial atau perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat
dibagi menjadi 8 tahap:
1. Trust >< Mistrust (usia 0-1 tahun)
Tahap pertama
adalah tahap pengembangan rasa percaya diri. Fokus terletak pada panca indera,
sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.
2. Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu
(usia 2-3 tahun)
Tahap ini bisa
dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa 'nakal'-nya. Sebagai contoh
langsung yang terlihat adalah mereka akan sering berlari-lari dalam kelas.
Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena ini adalah tahap
dimana anak sedang mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental
(kognitif), sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat
untuk mengembangkan motorik dan mentalnya. Pada saat ini anak sangat
terpengaruh oleh orang-orang penting di sekitarnya (Orang Tua - Guru di
Sekolah).
3. Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5
tahun)
Dalam tahap
ini anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada
usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal
yang berbau fantasi.
4. Industri/Rajin >< Inferioriti (usia
6-11 tahun)
Anak usia ini
sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar. Namun masih
memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian. Anak yang
berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa
usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan
masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu
didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik
perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan
fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan
keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian,
dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang
koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting.
Selain itu, perkembangan anak dari sisi sosial, terutama anak yang berada pada
usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya
tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai
sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.
Perkembangan
anak usia 6-8 tahun dari sisi emosi antara lain anak telah dapat
mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah
mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang konsep nilai
misalnya benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal
SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan
obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata,
senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap
ruang dan waktu.
2.3.2 Acuan Dalam Meningkatkan Kemampuan Psikis Anak
Acuan bantuan orang tua berikut
ini bisa dimanfaatkan:
·
Fokuskan perhatian pada harga dirinya. Ia perlu
bangga pada dirinya sendiri sebelum mampu bergaul dengan anak lain.
·
Mulailah dengan berteman dengan anggota
keluarga. Bila ia dapat berhubungan baik dengan adik-kakaknya, ia cenderung
akan mudah menjalin pertemanan di luar keluarga.
·
Mulailah dengan satu teman. Sediakan cukup
mainan, termasuk beberapa mainan yang dobel agar mereka bisa bermain dengan
lebih asyik.
·
Mulailah satu jam saja. Hal ini untuk
menghindari kejenuhan anak dan agar anak tidak terlalu lelah bermain.
·
Bila berkelompok, biarkan ia berinisiatif
sendiri untuk bergabung. Awalnya ia mungkin hanya mengamati, lalu ikut bereaksi
dan akhirnya terlibat dalam aktivitas interaksi.
·
Ajak bermain kooperatif. Permainan yang menuntut
kebersamaan, seperti main bola, kejar-kejaran, sangat mendukung agar anak segera
melakukan interaksi sosial.
·
Selalu dalam pengawasan. Untuk menjaga hal yang
tidak-tidak, sebaiknya jangan tinggalkan si kecil dengan temannya. Sebab bila
terjadi konflik, Anda harus segera melerainya tanpa pilih kasih.
·
Jaga perasaan anak. Bila anak sulit untuk
berteman, jangan memarahinya, membentak, mengkritik bahkan memukulnya. Tetapi
hiburlah ia agar segala kendala yang dirasakannya, hilang.
·
Latih sebanyak mungkin. Bila ia lebih sering
bertemu teman sebaya, di lingkungan keluarga, tempat tinggal maupun di taman
bermain, maka ia akan lebih terlatih sehingga lebih mudah untuk bergaul.
·
Beri waktu. Memaksa anak batita agar cepat
bersosialisasi, justru akan memberi efek negatif. Ia akan merasa ada penolakan
dari Anda dan akibatnya ia akan semakin melekat pada Anda. Biarkan ia menyadari
bahwa bermain dengan teman sebaya lebih asyik daripada main sendiri atau
bermain dengan ibu.
2.3.4 Masa Perkembangan Remaja
Remaja dalam
bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari kata adolescere yang berarti
“tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan lebih lanjut,
istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti mencakup kematangan mental,
emosional, sosial dan fisik.
Secara umum
remaja dapat didefinisikan sebagai suatu tahap perkembangan pada individu,
dimana remaja mengalami perkembangan biologis, psikologis, moral dan agama.
Remaja juga merupakan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Dapat
dikatakan juga, bahwa remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak menuju
dewasa. Untuk memudahkan identifikasi, biasanya masa remaja dibatasi oleh waktu
tertentu. WHO membagi 2 tahap usia remaja yaitu:
a.
Remaja Awal : 10 – 14 tahun
b.
Remaja akhir : 15 – 20 tahun
1. Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Masa
Remaja
Tugas-tugas
perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku dirinya sendiri dalam menyikapi
lingkungan di sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada fisik maupun
psikologisnya menuntut anak untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan
tantangan hidup yang ada dihadapannya.
Tugas-tugas
perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas
intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka
mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan
perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja
membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).
2. Tugas-tugas Perkembangan Remaja
Salah satu
periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa (fase) remaja. Masa ini
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan
merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa
yang sehat (Konopka, dalam Pikunas, 1976; Kaczman & Riva, 1996).
Masa remaja ditandai dengan:
·
Berkembangnya sikap dependen kepada orangtua ke
arah independen,
·
Minat seksualitas; dan
·
Kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan
diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral (salzman dan pikunas, 1976).
Erikson (Adams
& Gullota, 1983:36-37; Conger, 1977: 92-93) berpendapat bahwa remaja
merupakan masa remaja merupakan masa berkembangnya identity. Identity merupakan
vocal point dari pengalaman remaja, karena semua krisis normatif yang
sebelumnya telah memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas ini. Erikson
memandang pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu suatu
periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan,
dan mampu menjawab pertanyaan ‘siapa saya?’. Dia mengingatkan bahwa kegagalan
remaja untuk mengisi atau menuntaskan tugas ini akan berdampak tidak baik bagi
perkembangan dirinya.
Apabila remaja
gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah,
bagaikan kapal yang kehilangan kompas. Dampaknya, mereka mungkin akan mengembangkan
perilaku yang menyimpang (delinquent), melakukan kriminalitas, atau menutup
diri (mengisolasi diri) dari masyarakat.
Mulai dari
Erikson, banyak para ahli psikologi memandang bahwa identity formation
(pembentukan identitas/jati diri) merupakan tugas perkembangan utama bagi
remaja. Jika remaja gagal atau tidak mendapat kepuasan dalam menjawab
pertanyaan ‘Siapa saya?’ dan ‘Mengapa saya?’ maka mereka akan mengalami
‘peperangan’ dalam dirinya.
Pikunas juga
mengemukakan pendapat William Kay, yaitu bahwa tugas perkembangan utama bagi
remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing perilakunya.
Kematangan remaja belumlah sempurna, jika tidak memiliki kode moral yang dapat
diterima secara universal. Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan
pada pusaka penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan
mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa.
Menurut Hurlock (1991) tugas
perkembangan pada masa remaja adalah sebagai berikut:
·
Berusaha mampu menerima keadaan fisiknya.
·
Berusaha mampu menerima dan memahami peran seks
usia dewasa.
·
Berusaha mampu membina hubungan baik dengan
anggota kelompok yang berlainan jenis.
·
Berusaha mencapai kemandirian emosional
·
Berusaha mencapai kemandirian ekonomi.
·
Berusaha mengembangkan konsep dan
keterampilan-keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melukukan
peran sebagai anggota masyarakat.
·
Berusaha memahami dan mengintemalisasikan
nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
·
Berusaha mengembangkan perilaku tanggungjawab
sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
·
Berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki
perkawinan.
·
Berusaha memahami dan mempersiapkan berbagai
tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas
perkembangan fase remaja ini sangat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya,
yakni fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif tingkat ini
akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya
itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan
ini, remaja memerlukan kemampuan kreatif. Kemampuan kreatjf ini banyak diwamai
oleh perkembangan kognitifnya.
2.4 Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Anak usia
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan sebagai anak usia remaja
awal. Ciri-ciri Masa Remaja: beberapa perubahan yang terjadi selama masa
remaja.
1. Ciri Fisik/Biologis
Pada saat
seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama
pada remaja perempuan dan perubahan suara pada remaja laki-laki.
2. Ciri Psikologis
Secara umum,
dari sisi psikologis seorang remaja memiliki beberapa cirri sebagai berikut:
·
Kegelisahan
·
Pertentangan
·
Mengkhayal
·
Aktivitas kelompok
·
Keinginan mencoba segala sesuatu
Ciri-ciri penting pada masa
remaja awal atau anak SMP sebagai berikut :
a. Pada masa ini terjadi kematangan alat-alat
seksual.
Dengan tumbuh
dan kembangnya fungsi-fungsi organ maka ciriciri seks sekunder mulai berkembang
seperti tumbuhnya rambut pubis dan timbulnya jakun pada anak laki-laki. Sedangkan
pada anak perempuan mulai memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya buah
dada.
b. Masa remaja awal merupakan periode yang
singkat.
Masa puber
merupakan periode yang paling singkat, yaitu sekitar dua sampai empat tahun
pada usianya.
c. Masa remaja awal merupakan masa pertumbuhan
dan perubahan yang pesat.
Perubahan-perubahan
yang pesat ini akan menimbulkan dampak pada anak. Misalnya timbul keraguan,
perasaan tidak mampu dan tidak aman dan dalam beberapa hal memungkinkan
timbulnya perilaku negatif.
d. Masa remaja awal merupakan masa negatif.
Pada masa ini anak cenderung mengambil sikap
anti terhadap kehidupan atau kehilangan
sifat-sifat baiknya yang pada masa sebelumnya sudah berkembang. Kondisi ini
merupakan sesuatu yang wajar. Beberapa ahli psikologi perkembangan menyebut ini
sebagai masa negatifistik kedua.
2.5 Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)
Perkembangan
siswa SMA yang rata-rata berada pada usia antara 15-19 tahun berada pada masa
remaja madya (middle adolescence). Dalam Panduan Umum Pelayanan BK Berbasis
Kompetensi (Pusat Kurikulum, 2002) diuraikan tugas-tugas perkembangan siswa SMA
yakni:
1)
Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2)
Mencapai kematangan dalam hubungan dengan teman
sebaya, serta kematangan dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
3)
Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang
sehat.
4)
Mengembangkan penguasan ilmu, teknologi dan seni
sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan
tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
5)
Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
6)
Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang
kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi.
7)
Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
8)
Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan
intelektual, serta apresiasi seni.
9)
Mencapai kematangan dalam sistem etika dan
nilai.
2.6 Implikasi Tugas-tugas Perkembangan Remaja Bagi Pendidikan
Masing-masing
tugas perkembangan itu membawa implikasi yang berbeda dalam penyelanggaraan
pendidikan, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kegiatan-kegiatan non-akademik berkenaan dengan penyesuaian peran sosial,
pemahaman terhadap kondisi fisik dan psikologis, serta pemahaman dan
penghayatan peran jenis kelamin.
Tugas-tugas
perkembangan remaja harus dapat diselesaikan dengan baik, karena akan membawa
implikasi penting bagi penyelenggaraan pendidikan dalam rangka membantu remaja
tersebut, yaitu sebagai berikut :
1)
Sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan
kesempatan melaksanakan kegiatan-kegiatan nonakademik melalui berbagai
perkumpulan, misalnya perkumpulan penggemar olahraga sejenis, kesenian, dan
lain-lain.
2)
Apabila ada remaja putra atau putri bertingkah
laku tidak sesuai dengan jenis kelaminnya, mereka perlu dibantu melalui
bimbingan dan konseling. Demikian juga, apabila seorang wanita lebih
mementingkan studi dan kariernya daripada menaruh perhatiannya menjadi seorang
ibu, hendaknya sekolah turut membantunya agar mereka mampu menerima peranannya
sebagai wanita.
3)
Siswa yang lambat perkembangan jasmaninya diberi
kesempatan berlomba dalam kegiatan kelompoknya sendiri. Perlu diberikan
penjelasan melalui bidang studi biologi dan ilmu kesehatan bahwa pada diri
remaja sedang terjadi perubahan jasmani yang bervariasi. Kepada siswa juga
diberikan kesempatan untuk bertanya jawab tentang perkembangan jasmani itu.
4)
Pemberian bantuan kepada siswa untuk memilih
lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keinginannya, sesuai dengan
sistem kemasyarakatan yang dianutnya, dan membantu siswa mendapatkan pendidikan
yang bermanfaat untuk memepersiapkan diri memasuki pekerjaan. Semua ini
hendaknya dilakukan oleh semua personil sekolah, terutama perugas bimbingan dan
konseling, yaitu guru pembimbing atau konselor sekolah.
2.7 Masa Perkembangan Dewasa
Tahap
perkembangan pada usia dewasa ini dapat di bagi atas beberapa bagian, antara
lain :
2.7.1 Perkembangan Dewasa Dini ( 18 tahun - 40 tahun )
a. Penyesuaian terhadap perubahan fisik
Pada periode
dewasa awal, penampilan dan kesehatan fisik mencapai puncaknya dan periode yang
sama penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik pun mulai menurun. penampilan,
kekuatan dan kesehatan fisik dicapai pada periode permulaan dewasa awal dan
menurun pada akhir dewasa awal. dan puncak efisiensi fisik biasanya dicapai
pada usia pertengahan duapuluhan dan sesudah mana menjadi penurunan lambat laun
hingga awal usia 40-an.
b. Perubahan Kognitif
Kekhasan
tingkah laku kognitif, orang dewasa yang matang perkembangan kognitifnya lebih
sistematis dalam memecahkan masalah. Orang dewasa awal mulai berpikir yang
lebih liberal dan bijaksana dalam mengambil keputusan tentang cara pemecahan
masalah, sehingga peningkatan toleransi terhadap hal – hal yang tidak
diinginkan.
c. Penyesuaian peran seksual
Penyesuaian
pada peran seks pada masa dewasa dini benar – benar sulit. anak laki – laki dan
perempuan telah menyadari pembagian peran seks yang direstui masyarakat, tetapi
belum tentu mereka mau menerimanya sepenuhnya. banyak gadis remaja ingin
berperan sebagai seorang ibu dan isteri yang baik kalau mereka dewasa nanti.
tetapi setelah dewasa mereka tidak mau menjadi isteri ataupun ibu sesuai
pengertian tradisional yaitu alasan mereka ingin menghindari peranan wanita
tradisional yang telah dijelaskan oleh Arnott dan Bengslon.
d. Penyesuaian perubahan minat
Remaja umumnya
mempertahankan minat – minat mereka sewaktu beralih kemasa dewasa tetapi minat
pada masa dewasa kemudian akan berubah juga. ini disebabkan karena beberapa
minat yang dipertahankan dalam kehidupan dewasa tidak sesuai dengan peran
sebagai orang dewasa, sedangkan yang lain tidak lagi memberikan kepuasan
seperti semula. perubahan minat biasanya terjadi amat cepat pada masa remaja
seperti perubahan – perubahan fisik dan psikologis.
e. Penyesuaian perubahan perkawinan
Penyesuaian
yang lebih cocok dan disukai menjadi sulit begitu juga dengan banyaknya
pertambahan model keluarga menjadikan proses penyesuaian hidup sebagai suami
istri sulit. tingkat kesulitan menjadi besar dimana gaya hidupnya berbeda
sekali dengan anggota lainnya dalam keluarga. misalnya, seorang wanita dahulu
kehidupan masa anak-anaknya dirumah dibesarkan dalam keluarga inti mungkin akan
mendapat kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kondisi baru dan masalah yang
timbul ketika ia menikah dengan pria yang berasal dari latar belakang keluarga
besar.
f. Penyesuaian pekerjaan
Penyesuaian
pekerjaan makin cocok bakat dan minatnya dengan jenis pekerjaan yang diemban,
makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh. pola umum kehidupan mereka
bergantung pada beberapa banyak yang mereka peroleh dan bagaimana cara
memperolehnya. banyak orang dewasa muda yang tidak atau kurang memiliki keterampilan
atau pelatihan untuk suatu bentuk pekerjaan tertentu dalam melamar berbagai
kantor yang sifatnya berbeda dengan yang dilamar, tidak sesuai pula dengan
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki.
2.7.2 Perkembangan Dewasa Madya ( 40 tahun - 60 tahun )
a. Penyesuaian terhadap perubahan fisik
Tugas ini
meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan penyesuaian dengan berbagai
perubahan fisik yang normal terjadi pada usia madya. dari salah satu sekian
banyak penyesuaian yang sulit yang pria dan wanita berusia madya harus lakukan
adalah dalam mengubah penampilan. penyesuaian diri terhadap perubahan fisik
terasa sulit karena adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang
menguntungkan semakin di intensifkan lagi oleh perilaku sosial yang kurang menyenangkan
terhadap perubahan normal yang muncul bersama pada tahun – tahun selanjutnya.
b. Perubahan Kognitif
Pada usia
setengah baya kemampuan kognitifnya yang menurun adalah kemampuan mengingat,
berpikir, mekanisme yang memerlukan kecepatan dan keakuratan input melalui
panca indra agar dapat mengamati gerak, perbedaan, perbandingan dan
pengelompokan atau pengkategorian. tentu saja tidak semua orang dewasa
pertengahan makin meningkat kemampuan kognitif pemecahan masalah.
c. Penyesuaian peran seksual
Penyesuaian
fisik yang paling sulit dilakukan oleh pria maupun wanita pada usia madya
terdapat pada perubahan, pada kemampuan seksual mereka. Perubahan seksual pada
wanita; perubahan tubuh dan emosi secara umum terjadi pada saat menopause,
tetapi tidak selalu disebabkan atau berhubungan dengan keadaan tersebut.
berhentinya menstruasi hanya merupakan salah satu aspek dari menopause.
Perubahan seksual pada pria klimakterik pada pria sangat berbeda dengan
menopause pada wanita. Klimakterik datang kemudian, biasanya pada usia 60 atau
70 tahunan dan berjalan sangat lambat.
d. Penyesuaian perubahan minat
Perubahan
minat selama usia madya perubahan – perubahan tersebut jauh kurang kentara
daripada perubahan – perubahan yang terjadi pada tahun – tahun awal kehidupan. perubahan
minat yang ada perubahan tugas, tanggungjawab, kesehatan dari peran dalam
hidup, konsentrasi pria pada bidang pengembangan kerja pada umumnya memainkan
peran penting dalam menekan keinginan mereka disbanding pada masa yang relative
masih muda.
e. Penyesuaian perubahan
perkawinan
Pola kehidupan
keluarga yang dijalani banyak mengalami perubahan selama periode usia madya
seperti diungkapkan cavan “perubahan yang paling besar adalah penarikan diri
dari anak – anak dari keluarga, meninggalkan bapak dan ibunya. sebagai unit
keluarga” penyesuaian terhadap perubahan ini biasanya lebih sulit bagi wanita
daripada pria karena kehidupan wanita berpusat pada rumah dan anggota keluarga
selama tahun – tahun usia dini. Kondisi yang merumitkan penyesuaian diri terhadap
perubahan pola keluarga pada usia madya :
·
Perubahan fisik
·
Hilangnya peran sebagai orangtua
·
Kurangnya persiapan
·
Perasaan kegagalan
·
Merasa tidak berguna lagi
·
Kekecewaan terhadap perkawinan
·
Merawat anggota keluarga berusia lanjut.
f. Penyesuaian pekerjaan
Dewasa ini
dengan semakin bertambahnya jumlah wanita yang memasuki dunia kerja usia madya,
maka masalah pengalaman menyesuaikan diri dengan pekerjaan buka monopoli pria
saja. wanita juga mempunyai banyak masalah yang sama dengan pria dan bahkan banyak
wanita menganggapnya sebagai masalah yang unik bagi mereka.
2.7.3 Perkembangan Pada Dewasa Akhir ( 60 – is dead )
a. Penyesuaian
terhadap perubahan fisik
Perubahan
fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi pergantian dan perbaikan sel – sel tubuh.
Pertumbuhan dan reproduksi sel – sel menurun, oleh karena itu peristiwa
penurunan pertumbuhan dan reproduksi sel – sel menyebabkan terjadi banyak
kegagalan pergantian sel – sel yang rusak, lamanya penyembuhan apabila lansia
menderita sakit.
b. Perubahan Kognitif
Orang yang
sudah tua menjadi pelupa, reaksi terhadap rangsangan yang semakin lamban. Orang
yang sudah tua itu sebagian orang memusuhi generasi muda mempertahankan cara
lama dan tidak ingin adanya perubahan.
c. Penyesuaian peran seksual
Setiap orang
butuh dicintai dan dipelihara meskipun sudah tua. penelitian yang dilakukan
oleh master dan Johnson (1968). seorang wanita yang mengalami menopause bukan
berarti tidak mungkin menikmati hubungan intim dengan pasangannya, bahkan
wanita ini mengalami pembaharuan minat dan kesenangan terhadap hubungan intim.
pada wanita menopause memang terjadi perubahan hormone, namun hal itu tidak
menghalangi wanita itu untuk menikmati hubungan seks.
d. Penyesuaian perubahan minat
·
Minat dalam diri sendiri : orang menjadi semakin
dikuasai oleh diri sendiri apabila semakin tua
·
Minat terhadap pakaian : minat terhadap pakaian
tergantung pada sejauh mana orang berusia lanjut terlubat dalam kegiatan social
·
Minta terhadap uang : pensiun atau pengangguran
mungkin akan menjalani masa tuanya dengan pendapatan yang kurang bahkan mungkin
tanpa pendapatan samasekali.
·
Minat untuk rekreasi :beberapa perubahan dalam
kegiatan sering dilakukan karena memang
tidak dapat dielakkan
·
Minat social
·
Minat untuk mati
e. Penyesuaian perubahan
perkawinan
Salah satu
cara orang usia lanjut dalam mengatasi masalah kesepian dan hilangnya aktivitas
seksual yang disebabkan karena tidak mempunyai pasangan hidup adalah dengan
cara menikah kembali. menikah lagi pada masa dewasa ini merupakan hal yang
biasa daripada masa lalu. Bagaimana seperti telah ditekankan pada uraian yang
terdahulu, bahwa kesempatan untuk menikah kembali lebih sedikit bagi wanita
daripada bagi pria dari tahun ke tahun.
f. Penyesuaian pekerjaan
Pria lanjut
usia biasanya lebih tertarik pada jenis pekerjaan yang statis dari pada
pekerjaan yang bersifat menantang yang mereka sadari tak mungkin ada. mereka
lebih puas dengan pekerjaannya pada orang yang lebih muda. wanita yang tidak
bekerja selama masa dewasa ini ketika mereka sibuk dengan pekerjaan rumahtangga
dan mengurus anak, sering kali bekerja usia madya dan mendapatkannya. sebagai
komponensasi kepuasan dari tanggungjawab keluarga dan rumah semakin berkurang.
2.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak
Pada umumnya
anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil
interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
2.8.1. Faktor dalam (internal)
·
Ras/etnik atau bangsa.
Anak yang dilahirkan
dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa
Indonesia atau sebaliknya.
·
Keluarga.
·
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur
tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus.
·
Umur.
Kecepatan
pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan
masa remaja.
·
Jenis kelamin.
Fungsi
reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki.
Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih
cepat.
·
Genetik.
·
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan
anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan
genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
·
Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom
umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down &
rsquos dan sindroma Turner & rsquos.
2.8.2. Faktor luar (eksternal)
1. Faktor Prenatal
·
Gizi
Nutrisi ibu
hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan
janin.
·
Mekanis
Posisi fetus
yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.
·
Toksin/zat kimia
Beberapa
obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelainan
kongenital seperti palatoskisis.
·
Endokrin
Diabetes melitus
dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal.
·
Radiasi
Paparan radium
dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali,
spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan
kongential mata, kelainan jantung.
·
Infeksi
Infeksi pada
trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus,
Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak, bisu tuli,
mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.
·
Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis
timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu
membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta
masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
·
Anoksia embrio
Anoksia embrio
yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan
terganggu.
·
Psikologi ibu
Kehamilan yang
tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan
lain-lain.
2. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi
seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
3. Faktor Pascasalin
·
Gizi
Untuk
tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
·
Penyakit kronis/ kelainan congenital Tuberkulosis,
anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
·
Lingkungan fisis dan kimia. Lingkungan sering
disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik,
kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb,
Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
·
Psikologis Hubungan anak dengan orang
sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak
yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
·
Endokrin Gangguan hormon, misalnya pada penyakit
hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
·
Sosio-ekonomi Kemiskinan selalu berkaitan dengan
kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan
menghambat pertumbuhan anak.
·
Lingkungan pengasuhan Pada lingkungan
pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
·
Stimulasi Perkembangan memerlukan
rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan,
sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan
anak.
·
Obat-obatan Pemakaian kortikosteroid jangka lama
akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon
pertumbuhan.
2.9 Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau
1)
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
2)
Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit,
menulis, dan sebagainya.
3)
Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,
berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
4)
Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan
selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.
2.10 Beberapa Gangguan Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan.
1)
Gangguan bicara dan bahasa.
Kemampuan berbahasa merupakan
indikator seluruh perkembangan anak. Karena
berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem
lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan
lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan
bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2)
Cerebral palsy.
Merupakan suatu kelainan gerakan dan
postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu
kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang
tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3)
Sindrom Down.
Anak dengan Sindrom Down adalah
individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang
terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih.
Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti
kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau
lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4)
Perawakan Pendek.
Short stature atau Perawakan Pendek
merupakan suatu terminologi mengenai tinggi badan yang berada di bawah
persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi
tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi, kelainan
kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5)
Gangguan Autisme.
Merupakan gangguan perkembangan
pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif
berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat
luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan
yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan
perilaku.
6)
Retardasi Mental.
Merupakan suatu kondisi yang ditandai
oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang menyebabkan ketidakmampuan
individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas
kemampuan yang dianggap normal.
7)
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami
kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan
hiperaktivitas.
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Karena
perkembangan utama yang terjadi selama awal masa kanak-kanak berkisar di
seputar penguasaan dan pengendalian lingkungan. Salah satu cara yang umum dalam
menjelajah lingkungan adalah dengan bertanya, jadi periode ini adalah meniru
pembicaraan dan perilaku orang lain, oleh karena itu periode ini juga disebut
usia meniru. Namun kecenderungan ini nampak kuat tetapi anak lebih menunjukkan
kreativitas dalam bermain selama masa kanak-kanak dibandingkan masa-masa lain
dalam kehidupannya.
Secara umum
remaja dapat didefinisikan sebagai suatu tahap perkembangan pada individu,
dimana remaja mengalami perkembangan biologis, psikologis, moral dan agama.
Remaja juga merupakan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Dapat
dikatakan juga, bahwa remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak menuju
dewasa.
Masa dewasa
dini adalah masa terpanjang setelah masa kanak-kanak dan masa remaja. Masa ini
adalah masa dimana seseorang harus melepaskan ketergantungannya dari orang tua
dan mulai belajar madiri karena ia sudah mempunyai peran dan tugas-tugasnya
yang baru.
3.2 Saran
Perkembangan
anak penting dijadikan perhatian khusus bagi orangtua dan guru di sekolah .
Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa
mendatang. Masa kanak-kanak merupakan masa-masa yang sulit bagi orang tua
karena pada masa kanak-kanak awal ialah karena anak-anak sedang mengembangkan
kepribadian yang unik.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali,
Mohammad. Psikologi Perkembangan : Aksara
Dariyo,
Agoes. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT.Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Hurlock,
Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Kandau, Johan
W.1991. Psikologi Umum. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Riyanti, B.P
Dwi dan Hendro Prabowo. 1998. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Press.
Yusuf,
Syamsu. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Website :
http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/tugas-tugas-perkembangan
remaja.html
http://arihdyacaesar.wordpress.com/2010/04/02/makalah-tugas-perkembangan-masa-remaja-dan-pengukurannya/
http://darsanaguru.blogspot.com/2008/03/perkembangan-psikologi-remaja.html
http://www.masbow.com/2010/09/perkembangan-dewasa-akhir.html
http://www.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia/06511465
http://downixs.wordpress.com/2010/01/06/tugas-perkembanganremaja/#more-290
http://lmupsikologi.wordpress.com/2009/12/11/tugas-perkembangan-remaja/
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html
0 Response to "TUGAS PERKEMBANGAN SISWA"
Post a Comment